24
Dec
09

Bangkok dangerous (Review)

Didorong oleh rasa suntuk yang menghimpit dari berbagai arah, akhirnya pagi tadi saya menuju rental film untuk ‘beristirahat’ beberapa jam ~ juga untuk merayakan (not too long) weekend. Dan inilah DVD yang saya ambil (setelah kecewa Dragon Ball: Evolution ~yang katanya jelek~ itu keluar)

Bangkok Dangerous (2008)

Bangkok dangerous adalah sebuah film klise-klasik tentang seorang pembunuh bayaran (mungkin bisa disandingkan dengan ‘Hitman’ dengan pendekatan yang lebih manusiawi). Joe, adalah laki-laki pembunuh bayaran berdarah dingin yang selalu sukses beraksi tanpa jejak dimanapun lokasinya dan siapapun targetnya. Di dalam menjalankan tugasnya, Joe selalu patuh pada aturan yang diajarkan oleh gurunya (siapa? Semoga saja bukan Frank Castle).

1. Jangan Bertanya
2. Jangan terlibat dengan orang diluar pekerjaan
3. Hapuskan semua jejak
4. Tahu kapan harus berhenti
(Kok saya jadi teringat film ‘Transporter’ ya?)

Setelah menjalankan misinya dengan baik di Praha, kini Joe di sewa oleh Surat, seorang mafia (atau apalah namanya) di bangkok untuk membunuh empat orang yang menjadi rivalnya. Karena tidak mengerti bahasa setempat, Joe memutuskan untuk menyewa Kong. Seorang tourist guide-pencopet-germo kecil2an-penjual jam rolex tiruan, yang bisa bahasa inggris untuk jadi translator sekaligus penghubungnya dengan Surat.

Awalnya, hubungan Joe dan Kong terjalin dengan dingin dan kaku. Tapi bisa ditebak, seiring jalannya cerita, hubungan mereka menjadi hangat. Bahkan kemudian Joe menganggap Kong adalah muridnya. ‘Pengikisan’ hati Joe yang dingin juga digambarkan dalam kisah cinta nya. Setelah mendapatkan luka (gores) usai membunuh target pertama, Joe mencari obat di apotek. Di sana ia bertemu dengan Fon, perempuan bisu-tuli penjaga apotek. Terpesona dengan kecantikan dan kelembutan sentuhan pada luka goresnya, Joe mulai jatuh hati pada komunikasi pertama (mereka berkomunikasi dengan bahasa tarzan, yang satu nggak bisa bahasa lokal, yang satu….bahkan mendengarpun tidak bisa).

Alur cerita mulai ruwet ketika Joe diperintahkan untuk menghabisi ‘target yang salah’. Saat kata hatinya memberontak dan menolak tugas tersebut. Surat yang merasa dipermainkan, menculik Kong dan kekasihnya, serta mencoba untuk membunuh Joe. Akhirnya bisa ditebak. Joe berbalik menyerang Surat sekaligus menyelamatkan Kong dan kekasihnya dalam baku tembak khas 90an.

Di film ini, mas Nico berhasil membawakan perannya sebagai pembunuh berdarah dingin dengan baik. Tapi saat scene pdkt dengan Fon, karakternya berubah 180 derajat menjadi laki-laki hangat ~yang menyebabkan karakternya jadi wagu~.

Menonton film ini sekilas akan langsung menyadarkan kita kalau ini bukan pure Hollywood. Adegan baku tembak (hanya) dengan pistol, tanpa gadget canggih, tanpa keterlibatan FBI/CIA atau agen–agen khas amrik, dan (not too) sad ending adalah beberapa contohnya. Dan sebagai film ‘bukan pure hollywood’, cerita adalah senjata utamanya. Seorang pembunuh profesional berdarah dingin yang hatinya melunak setelah menemukan cinta sejati dan melanggar aturannya sendiri lalu akhirnya berbalik menyerang tuannya dengan banyak bumbu klise, bukankah itu (cukup) menghibur?

Note: saya menulis review ini tanpa melihat film asli nya. Jadi saya anggap ini adalah film lepas, bukan remake dari sebuah film asia berjudul sama.

Bangkok Dangerous

Directors:
Oxide Pang Chun
Danny Pang

Cast:
Nicolas Cage as Joe
Shahkrit Yamnarm as Kong
Charlie Yeung as Fon

Kos2an, 24 Des 09
3:31 PM


0 Responses to “Bangkok dangerous (Review)”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


December 2009
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

Categories

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 2 other subscribers