Impian itu bisa datang dari mana saja.
Ya, dari mana saja.
Dan kali ini, impian itu datang dari sebuah rumah sederhana.
Sebuah rumah sederhana di tepi jalan sederhana.
Kau tahu, hari ini kamu cantik sekali dalam gaun putih mu.
Walaupun badanmu sedikit melar (hahaha…!!!), tapi itu tidak berpengaruh (banyak) kok, tenang saja
Dan Mas mu yang tinggi tegap itu pun nampak gagah di dalam balutan jas hitam sederhana.
Ah… aku jadi teringat ketika kita berdua ngobrol ditepi jalan itu.
Tentang impian-impian,
Tentang jalan masuk universitas yang dipenuhi pejalan kaki dan sepeda-sepeda,
Tentang brosur-brosur dari seberang lautan.
Kapan ya, percakapan itu?
Rasanya baru kemarin sore….
Sial. Rasanya singkat sekali ya…. 🙂
Nah… dan hari ini kamu telah menyelesaikan ijabmu.
Jadi, sudah cukup melodrama nya.
Now, its show time.
Buatlah keluarga mu, keluarga mu, teman-teman mu, dirimu sendiri, dan laki-laki disampingmu itu bahagia.
Lahirkan anak-anak yang hebat,
Untuk dirimu, untuk suamimu, untuk keluargamu, untuk kami, untukku.
Dan aku?
Aku akan mewujudkan impian-impian itu.
Impian-impian yang kita bicarakan waktu itu.
Jadi,
Selamat,
Selamat,
Selamat,
Untuk lembaran yang baru dari pagi yang sederhana ini 🙂
Dedicated to:
Rr. Wedha Hestiningrum, Amd & Bg. Rahmad Bayu Ariadi, SE.
Sabtu, 10 Oktober 2009
09:23 AM
Karangmalang, Sragen
0 Responses to “Sebuah cerita sederhana dari sebuah rumah sederhana di sebuah tepi jalan sederhana”