(R)Evolusi adalah satu kata yang (di)tonjolkan dalam game ini. Perlu kita melihat kembali ke zaman RE klasik yang bergenre Survival Horror (Mulai dari RE 0 (Zero), RE 1, RE 2, sampai RE 3, kemudian spin off nya seperti Code Veronica, Gun Survivor, Dead Aim, Outbreak, dll – Gaiden tidak dihitung… jelek! Hahaha!), yang memposisikan kita sebagai player dalam keadaan Wrong Man in the Wrong Place. Ketidaktahuan karakter utama tentang apa yang sedang terjadi, terperangkap dalam zombie outbreak, dan jumlah amunisi yang tipis selalu menjadi template awal dari seri-seri awal RE. Namun, mulai Resident Evil 4, genre itu ber-revolusi.
Dari Survival horror menjadi Action Horror.
Kisah si Leon S. Kennedy yang ditugaskan untuk menyelamatkan putri presiden yang diculik menkamukan kalau ia sudah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan se-ekstrim apapun. Tak hanya dari segi cerita, dari segi gameplay pun seri RE ini sengaja dirombak habis-habisan. 3rd person view dengan frame-frame sempit yang sudah jadi kebiasaan seri ini diubah menjadi Shoulder view. Gerakan Leon juga lebih luwes dan bisa melakukan hal-hal yang lebih action daripada survival. Misalnya, menendang musuh dan melompat.
Nah, Resident Evil 5 juga senada dengan seri sebelumnya. Kali ini, settingnya berada di Afrika, tepatnya disebuah daerah bernama Kijuju.
Story
(Trivia: Akan lebih baik kalau kamu sudah pernah memainkan seri Resident Evil 4, Resident Evil: Code Veronica, dan menonton Resident Evil: Degeneration untuk memahami seri ini dengan jelas)
Cerita berawal dari Chris Redfield – veteran dari RE 1 – yang sekarang menjadi anggota BSAA (Bioterrorrism Security Assessment Alliance), sebuah organisasi militer anti bioterorisme, yang dikirim ke afrika untuk menyelidiki masuknya parasit Las Plagas (Jenis parasit yang (di)wabahkan di RE 4, dan berhasil direbut Ada Wong dari Leon, untuk dikirim ke Umbrella Corp.) ke afrika. BSAA mencurigai Ricardo Irving, seorang penyelundup senjata biologis, sebagai dalang dibalik semua ini.
Selain Chris, BSAA juga mengirim tim Alpha yang dipimpim DeChant. Tugas mereka adalah menangkap Irving saat melakukan transaksi.
Chris, yang kemudian bertemu dengan partnernya, Sheva Alomar (yang juga angggota BSAA cabang afrika) kemudian mulai menyelidiki kejadian ini – dan menyadari bahwa mereka tengah berjalan kedalam perangkap. Karena Irving, yang mengetahui kalau dirinya akan ditangkap, segera melepaskan uroboros (virus baru di seri RE), dan varian baru dari parasit Las Plagas bernama Las Plagas Tipe 2 ke daerah tersebut.
Warga setempat berubah menjadi sangat brutal dan menyerang mereka dengan senjata apapun… Sekop, clurit, golok, molotov, crossbow, kayu, kapak, mention it. Hal ini segera merubah misi chris dan sheva, dari penyelidikan menjadi misi bertahan hidup (walaupun mereka tetap diperintahkan untuk mengejar Irving).
Semakin jauh, dua agen ini menyadari bahwa penyelundupan B.O.W (Bio Technology Weapon) ke afrika bukanlah segalanya. Ada satu rencana jahat yang disembunyikan. Sama seperti penyelundupan B.O.W, Irving rupanya hanya pion catur kecil. Masih ada konspirasi antara Umbrella corp. dan Tricell (sebuah organisasi yg bergerak dibiang bioteknologi – diceritakan di akhir film Resident Evil: Degeneration), Exella Gionne (wanita berparas model yang juga pemimpin Tricell cabang afrika), Ozwell E. Spencer (pendiri Umbrella Corporation), Jill Valentine (Mantan partner chris), dan tentu saja Albert Wesker, dedengkot dari seluruh seri Resident Evil.
Gameplay
RE 5 berjalan seperti halnya RE 4. Kamera berada dibelakang pundak chris saat ia bergerak, dan sedikit zooming saat melakukan aiming. Tak lupa pula berbagai kombinasi tobol yang digunakan untuk Quick Time Event seperti menghindari jebakan, menyerang musuh, melompat, atau berlari secepat tenaga. Secara keseluruhan, tak ada perubahan yang drastis semenjak kehadiran RE 4.
Namun ada beberapa angin segar di seri ini. Selipan misi berbasis On Rail-Shooting, dan partner yang semi mandiri. Tidak seperti Ashley (putri presiden) dalam RE 4 yang harus selalu kita lindungi, di RE 5, partner (bisa sheva atau chris, tergantung mana yang kita mainkan) bisa melindungi dirinya sendiri, mengubati luka, atau menyerang musuh dengan agresif – kalau kita mau. Tapi jangan berharap partner akan membantai musuh persis seperti yang kita lakukan, karena dalam mode cover, partner hanya akan mengikuti kita dan sedikit menembak, dan dalam mode attack, partner akan maju dan menghajar musuh – tanpa mempedulikan healthnya (tampaknya AI selamanya hanya menjadi sidekick, bukan tokoh utama..hehehe). Oiya, kematian salah satu (baik player maupun partner) akan berakibat Game Over.
Dikisahkan, Manjini – sebutan untuk inang Las Plagas tipe 2, yang juga berarti Evil Spirit – lebih efektif daripada Los Ganados di RE 4. Tapi pada gameplaynya, feelnya tetep sama saja. Mereka tetap berkelompok, menggunakan senjata seadanya, dan bisa menggunakan environment untuk memojokkan kita.
Tips: Demi menonjolnya kata Horror dibelakang kata Action, maka kami sangat menyarankan kamu untuk bermain di mode veteran (hard mode), dimana herb jarang dijumpai, amunisi yang lebih langka, dan manjini yang akan ber HP lebih tinggi, lebih brutal dan menghasilkan damage yang bisa membuat frustasi…. ;D
Tidak semuanya yang berada dalam status quo itu jelek. Buktinya, selain ritme permainan yang diatur naik-turun dengan baik, boss batle yang asyik, berstrategi, dan menegangkan juga merupakan poin yang baik.
Grafis
RE 5 versi pc termasuk gae ringan untuk zaman sekarang. Dengan nVidia 8600 GT (tanpa Overclock), saya berhasil mendapatkan average framerate 30 fps dengan settingan resolusi 1024×768, all high, minus AA, motion blur dan Vertical Sync. Dan dengan sedikit tweaking, 28-29 fps didapat dengan semua setting di level high (1024×768, 16X AA, motion blur dan vertical sinc ON). Lumayan playable kan 🙂
Selain grafisnya yang sudah dipermak melebihi versi konsol, RE 5 bukan lah game sempurna di dalam grafisnya. Dibanyak tempat, terutama detail teksturnya, RE 5 masih menampilkan grafis yang low-res. Seakan-akan hanya model karakternya saja yang ditonjolkan, sementara detail yang lain dikesampingkan begitu saja.
Sound
Tak perlu diragukan lagi, RE 5 memiliki kualitas sound (jauh) diatas rata-rata. Mulai dari bunyi desiran angin, derap langkah kaki, suara manjini & monster disuguhkan dengan apik, apalagi kalau kamu menggunakan headset. Semua suara itu berbaur dengan backsound bertempo yang disesuaikan dengan keadaan permainan. saat tenang biasanya hanya langkah kaki dan desiran angin (kalau outdoor) yang terdengar. namun bila musuh datang menyerang, backsound akan fade in secara halus dengan bebunyian genderang khas afrika.
Satu nilai minus disini adalah ketidak-sinkronan suara senjata (terutama pistol). Didalam cutscene, suaranya mantap abis… tapi di gameplaynya biasa saja….
Replayability
Sudah ada beberapa orang yang saya kenal menyelesaikan game ini lebih dari satu kali. Ini membuktikan kalau game ini mempunyai replayability value yang cukup asyik. Saya sendiri belum membuka seluruh achievment RE 5. Tapi secara keseluruhan, ada beberapa yang bisa di unlock setelah kita menyelsaikan game nya satu kali.
1. Bonus Costume
2. Bonus Filter (Screen filter maksudnya)
3. Bonus Action Figure
Dan yang paling menyenangkan adalah, kita bisa membuat semua (saya bilang semua) senjata menjadi unlimited ammo… XD
Note: Saya tidak membahas RE 5 online karena tidak ada komputer lain disekitar saya, hahahaha!!!!
Overall
Jalinan cerita yang rumit dan back to the root karena dimunculkannya Edward E. Spencer –yang selama ini hanya muncul di dalam log dokumen – Jill Valentine, yang tidak jelas nasibnya setelah kehancuran Raccoon City di ending RE 3 dan Wesker sendiri memungkinkan bahwa ini adalah akhir dari franchise Resident Evil.
Selain itu, presentasi yang yahud juga membuat gamer betah berlama-lama di depan pc. Grafis HD nan mantap, Suara yang cemerlang, beberapa stage yang menantang, dan replayability value yang yahud adalah senjata utama RE 5. (Ada yang mau membandingkannya dengan Dead Space?)
Sebagai franchise yang telah melestarikan genre survival horor, pergantian genre semacam ini akan melahirkan dua kubu di sisi gamer. Yang setuju dan yang menentang. Tapi persetan, toh game nya tetap menyenangkan dan masih terasa ber-trade mark Resident Evil (dan saya pun yakin mereka yang mengolok2 revolusi RE juga ikut bermain!)
Tapi, apakah RE 5 (benar-benar) akan menjadi seri penutup RE? Mungkin. Tapi saya tidak yakin. Lha wong seri Metal Gear Solid (MGS) yang sudah bener2 tamat pun masih dilanjutkan ke MGS: Peace Walker ama MGS: Rising…. Jadi, saya pikir, selama game ini masih bisa jadi sapi perahnya Capcom, maka spin off2 akan lahir, dan tidak menutup kemungkinan seri utama nya juga akan berlanjut lagi — Dengan atau tanpa kru yang sama, seperti Shinji Mikami (kreator seri RE original) yang sudah lepas tangan dari RE ini
Oalah, duit, duit….